Kamis, 23 Desember 2010

Arti kata maaf

“BRAAAK…” aku menggebrak bangkuku karna sebal.
            “Sabar Cel… Sabar…” kata Putri menenangkanku.
            “gue mesti sabar gimana lagi??? Capek gue ngurusin tuh anak!!! Cewek munafik!!!” teriakku sebal.
            “emang kenapa lagi sih cel?” tanya Putri.
            “tuh si Nying-nying cari gara-gara lagi…” jawabku sewot.
            “nying-nying? Icha maksud kamu?” tanya Putri sambil memasukkan alat tulisnya ke dalam tas.
            “siapa lagi?” aku balik tanya.
            “ada masalah apa lagi sih Cel?” tanyanya lagi.
            “seenaknya bikin gossip. Masa’ dia bilang ke kakak kelas kalo gue nembak Kak. Richi.” aku menjelaskan.
            “hah? Nggak mungkin kayaknya. Kamu emang deket sama Kak. Richi, tapi Kak. Richi kan pacarnya Valia, sahabat kita.” Kata Putri kaget.
            “nggak mungkin kan? Udah lah… dari pada aku tambah stress di sini, pulang yuk!” ajakku.
Kami berdua berjalan menyusuri koridor sekolah yang udah sepi.  Terdengar  suara bola beradu dengan tanah, kualihkan pandanganku ke lapangan basket. Ternyata Rio lagi asik mendrible bola. Pandanganku tak lepas dari Rio, sang kapten basket. “DUAAAK…” tiba-tiba kepalaku membentur benda keras.
            “aduuuh…” kataku sambil memegang keningku.
            “Astaga Axcel… bisa-bisanya tiang segitu gede kamu tabrak…” kata Putri menahan tawa.
            “hehehe... lagi asik sih…” jawabku cengengesan.
            “ouh… asik merhatiin itu?” tanya Putri sambil menunjuk ke lapangan basket.
            “ssst… nggak usah nunjuk-nunjuk. Udah yuk!” jawabku sambil menarik lengan Putri.
Segera kunyalakan mesin motorku, dan tanpa diberi perintah, Putri segera naik. Aku memacu motor dengan kencang ke arah rumah.
**
            Udah satu minggu gossip itu menyebar, berbagai pertanyaan, sindiran, dan kecaman telah kutrima, bahkan semakin hari semakin banyak. Aku bisa memaklumi hal itu, karena Kak Richi termasuk cowok popular di sekolahku. Tapi, satu hal yang tak bisa kutrima, Valia merubah sikapnya 180° terhadapku.Untungnya, di saat aku menghadapi cobaan yang tak ringan ini, Putri selalu menemaniku dan memberikan saran.
            “Eh, liat tuh… ada cewek munafik yang nembak Kak.Richi” kata Icha saat aku dan Putri berjalan melewati kelasnya.
            “heh, jaga mulut loe ya!” kataku sambil menatap tajam matanya.
Putri hanya memegang tanganku dengan erat, mungkin ia takut kalau-kalau emosiku meningkat dan aku lepas kendali.
            “udah cel… udah…” Putri menenangkanku.
            “apa? Gue nggak takut sama loe!” Icha membuatku bertambah emosi.
            “Icha! Udah… jangan bikin Axcel marah! Udah yuk cel, kita ke kelas.” Ajak Putri sambil tetap memegang tanganku.
Aku hanya menuruti ajakan Putri dan segera duduk di bangkuku dengan rasa kesal. Sepanjang jam pelajaran terakhir, aku hanya diam mengunci rapat mulutku. Hingga akhirnya bel pulang berbunyi.
            “Put, cabut yuk! Gue nggak betah di sekolah lama-lama.” Ajakku sambil memakai ranselku.
            “mau langsung pulang Cel? Nggak nonton Rio maen basket lagi?” goda Putri.
            “mmm… ya nonton laaah! Loe tuh paling bisa ya bikin emosi gue lenyap.” Kataku sambil melepas senyum.
            “iya dong… Putriii…” kata Putri.
Seperti biasa, kami pulang bersama dan seperti biasa pula, aku memperhatikan Rio yang sedang asik main basket. 15 menit berlalu, Rio berhenti bermain basket dan berjalan ke parkiran.
            “Put, balik yuk…” ajakku.
            “Ok.” Jawab Putri.
**
            Hari Rabu yang lalu, aku dan Putri dipanggil oleh guru BK, beliau mengatakan bahwa ada seorang anak yang menuduhku merebut boyfriendnya. Putri yang biasanya sabar, saat itu menjadi sangat marah karna tak trima ada yang memfitnahku. Padahal sebenarnya aku dan Putri tau siapa orang yang memfitnahku. Tak lain tak bukan adalah Valia yang dihasut oleh Icha, bukan berarti aku menuduh yang tidak-tidak pada dua orang itu. Tapi, sudah berulang kali aku dan Putri memergoki mereka berbicara serius dengan menyebut-nyebut namaku dan Kak.Richi.
            Keesokan harinya, banyak kakak kelas yang mendatangiku sekedar untuk menanyakan kebenaran gossip itu atau untuk memakiku. Aku bisa menerima perlakuan dari mereka yang mungkin tak trima jika Kak Richi digossipkan denganku. Tapi, yang membuatku heran adalah Kak Richi tokoh utama selain aku dalam gossip ini,  santai-santai saja bahkan kudengar dia malah bahagia, karena dengan adanya gossip ini, dia semakin tenar. Akhirnya, aku memutuskan untuk mengklarifikasi semua ini. Setelah aku mengklarifikasinya, Valia kembali menjadi sahabatku dan Icha semakin tersingkir dan diacuhkan oleh teman-temannya. Sejujurnya aku merasa kasihan pada Icha, namun rasa dendamku terhadapnya lebih kuat dari rasa kasihan itu.
            Setelah kejadian Kamis lalu (pengklarifikasian gossip aku dan Kak.Richi), Icha sama sekali tak ada kabar, Dia tidak masuk sekolah, nomor HPnya tak bisa dihubungi, dan rumahnya selalu kosong jika ada anak yang berniat menjenguknya. Lama kelamaan muncul rasa bersalah dalam diriku, walaupun sejujurnya aku tak bisa menjelaskan kesalahanku terhadap Icha, yang mungkin tidak terbukti adanya. Hari ini, aku bertekad untuk mendatangi rumah Icha sepulang sekolah.
            “Kamu yakin Cel mau ke rumah Icha?” tanya Putri.
            “iya. Gue yakin!” jawabku.
            “gue boleh ikut nggak Cel?” tanya Valia.
            “boleh-boleh aja Val, asalkan loe bisa jaga emosi loe kayak gue ngejaga emosi gue ntar.” Jawabku.
            “kalo gitu, aku juga ikut ya Cel?” pinta Putri.
            “OK. Pulang sekolah kumpul di sini ya.” Jawabku.
Bel pulang telah berbunyi 5 menit yang lalu, aku dan Putri masih menunggu Valia di tempat yang telah kami tentukan tadi. Kulihat seorang gadis berlari mendekati kami. Dia Valia.
            “Cel…Put… gue ada info tentang Icha…” kata Valia sambil terengah-engah.
            “apaan?” tanyaku penasaran.
            “Icha ternyata sakit leokimia. Dan sekarang dia di rawat di rumah sakit X.” Valia menjelaskan.
            “hah? Leokimia?” kataku dan Putri hampir bersamaan.
            “iya, ayo buruan ke rumah sakit X” ajak Valia sambil menarikku dan Putri.
Kami bertiga berlari ke parkiran, aku dan Valia segera menyalakan mesin motor, sedangkan Putri membonceng motorku.
            Sesampainya di rumah sakit X, Valia menanyakan di mana Icha di rawat. Tak lama, Valia berjalan mendekatiku dan Putri yang duduk di ruang tunggu sambil membawa buku kecil.
            “ruang mana Val?” tanyaku.
            “I…I…I…cha udah nggak ada, dia meninggal tadi pagi. Dia nitipin ini buat kita dan temen-temen lain sebelum dia meninggal.” Kata Valia menahan air matanya.
Putri dan aku sangat terkejut dengan berita itu, segera aku menelepon wali kelasku.
            Keesokan harinya, seluruh murid di sekolahku mengunjungi makam Icha. Dan aku meminta Bapak Kepala Sekolah membacakan surat dari Icha.
Jakarta, 12 Desember 2010
Salam Damai,
Temen-temen semua, Icha tau kalo saat kalian baca surat ini, Icha udah pergi dan nggak akan kembali. Satu hal yang Icha mau sampaiin… Icha minta maaf sama kalian semua, kalau semasa hidup, Icha banyak salah sama kalian. Terutama buat Valia, Putri, dan Axcel… karena aku, persahabatan kalian terpecah, kalo boleh aku jujur, sebenarnya selama ini aku nyebarin gossip-gossip nggak bener itu, karna aku kesepian dan butuh temen. Mungkin kalian nggak bisa maafin aku, tapi kini aku sadar, arti Maaf sesungguhnya adalah “MENGAKUI PERBUATAN BURUK YANG DILAKUKAN DAN BERJANJI TIDAK MENGULANGI PERBUATAN BURUK YANG DILAKUKAN ITU”
Cheers,
…ICHA…

Tangis murid-murid segera pecah saat Bapak Kepala Sekolah selesai membacakan surat itu, tak terkecuali  aku, Valia, dan Putri.
**
            Tak terasa, satu bulan sudah kami semua melalui hari-hari tanpa Icha. Namun, dendamku pada Icha telah lenyap sepenuhnya dan sampai saat ini, aku masih menjalani kebiasaanku memperhatikan Rio bermain basket. Sampai detik ini aku, Valia, dan Putri masih bersahabat. Satu hal lagi yang terpenting, kini aku tau apa itu arti maaf. Arti maaf adalah: Mengakui kesalahan kita dan berjanji tak akan mengulanginya.






Sabtu, 04 Desember 2010

Sejarah Facebook ^^,

Facebook adalah sebuah social networking yang baru saja dirintis pada tahun 2006 oleh seorang mahasiswa Harvard yang bernama Mark Zuckerberg. Mark Elliot Zuckerberg atau Mark Zuckerberg lahir lahir pada 14 Mei 1984 di Dobbs Ferry, Westchester County, New York, Amerika Serikat (AS).

Ide berawal ketika dia bersekolah di Exeter High School, New HampshireSaat itulah dia berkenalan dengan Adam D’Angelo. Zuckerberg lulus dan masuk Harvard University, awalnya membuat program Coursematch yang memungkinkan mahasiswa di kelas yang sama bisa melihat daftar teman-teman sekelas. Proyek selanjutnya membuat facemash.com. Lewat situs ini para pengunjung bisa memberi stempel “keren” atau “jelek” foto seorang siswa, dan membuat Zuckerberg dipanggil oleh Badan Administrasi Universitas Harvard karena dianggap membobol sistem keamanan komputer kampus, melanggar peraturan privasi di internet, dan melanggar hak cipta.

Oleh karena itu ia mebuat Facebook dan diluncurkannya pada tahun 2004. Dalam waktu singkat duapertiga mahasiswa Harvard jadi pengguna Facebook. Teman sekamarnya, Dustin Moskovitz dan Chris Hugh, dberhasil mengembangkan sayap ke Universitas Stanford, Columbia, Yale, Ivy College, dan beberapa sekolah lainnya di wilayah Boston. Dalam waktu singkat, mereka meluncurkan Facebook ke 30 sekolah.

Zuckerberg bersama Moskovitz dan beberapa teman lain pindah ke Palo Alto, California, liburan musim panas 2004 menyewa rumah kecil buat kantor. Oleh karena ingin mengerjakan Facebook dengan serius mereka meninggalkan Harvard. Di kantornya itulah Zuckerberg bertemu Peter Thiel, pendiri Paypal, yang ngasih dana segar sebesar US$ 500.000 ,merupakan investor pertama mereka sehingga mereka bisa pindah ke kantor yang lebih besar di di Universitas Avenue yang dinamai sebagai kantor “Kampus Urban”
Pada 23 Agustus 2005 Zuckerberg membeli domain facebook.com dari Aboutface Corporation senilai US$ 200.000 atau sekitar Rp 1,86 miliar. Pada 2 September 2005, Zuckerberg meluncurkan situs Facebook khusus untuk anak-anak sekolah menengah atas. Hanya dalam waktu 15 hari sejak peluncurannya, sebagian besar sekolah di AS sudah menjadi anggotanya. pada akhir tahun 2005, Facebook telah mencakup sekitar 2.000 kampus dan 25.000 sekolah menengah atas di AS, Kanada, Inggris, Meksiko, Puerto Riko, Australia, Selandia Baru, dan Irlandia.

Pada 27 Februari 2006, dia mulai mengizinkan para mahasiswa yang menjadi pengguna situs ini untuk menambahkan siswa-siswa SMA sebagai temannya. BusinessWeek, melansir kabar bahwa Zuckerberg tengah bernegosiasi dengan calon pembeli potensial Facebook. Tapi, akhirnya, dia menolak tawaran yang disebut-sebut bernilai US$ 750 juta atau sekitar Rp 6,97 triliun. Pasalnya, Zuckerberg menganggap harga itu terlalu murah. Saat itu, dia memperkirakan nilai Facebook US$ 2 miliar.

Pada April 2006, investor pertama situs ini, yaitu Peter Thiel, Greylock Partners, dan Meritech Capital Partners, menambah investasi di Facebook dengan menyetorkan dana US$ 25 juta. Facebook pun masuk ke India melalui Institut Teknologi India dan Institut Manajemen India.

Dia juga memberikan fasilitas Facebook Notes. Fitur baru ini merupakan fitur blogging yang memungkinkan pengguna memberikan tagging, memasukkan gambar, dan fitur-fitur lainnya. Selain itu, pengguna bisa mengimpor blog dari situs Xanga, LiveJournal, Blogger, dan situs blogging lainnya. Berkat fitur baru tersebut, pembaca bisa memberikan komentar terhadap tulisan yang dimuat pengguna Facebook. September 2006, Zuckerberg membuka layanan Facebook bagi semua pengguna internet. Namun, langkah ini justru menuai protes dari para pengguna dan pelanggan setianya. Alhasil, dua minggu berselang Facebook terpaksa membenahi layanan baru itu dengan membuka pendaftaran bagi pengguna internet yang mempunyai alamat surat atau e-mail yang jelas.

Peter Thiel, memprediksi pendapatan situs ini pada 2015 nanti bisa mencapai US$ 1 miliar. Nah, pada saat itu, nilai perusahaan pun bakal ikut meroket menjadi sekitar US$ 8 miliar. Ada juga iklan baris gratis di Facebook. Fitur yang diberi nama Facebook Marketplace ini diluncurkan pada 14 Mei 2007. Layanan baru ini pun langsung menjadi pesaing perusahaan-perusahaan online lain. Craigslist yang sudah lebih dulu menempatkan iklan baris di situsnya. Bisnis Zuckerberg pun kian mengalir lancar. Bahkan, Apple rela memperpanjang kerja sama dengan Facebook untuk memajang contoh musik iTunes.

Facebook membeli perusahaan Parakey Inc., dari Blake Ross dan Joe Hewitt, pada Juli 2007. Parakey adalah produsen aplikasi komputer yang mempermudah transfer data berupa tulisan, gambar, dan video ke sebuah situs di internet. Bill Gates, pada Oktober 2007 membeli 1,6% saham Facebook seharga US$ 240 juta. Pasalnya, Zuckerberg tidak berniat menjual semua saham Facebook sekaligus. Alasannya sederhana dan sungguh mulia, dia ingin Facebook tetap independen.

Pada 7 November 2007, situs ini meluncurkan layanan terbaru berupa pemasangan iklan dengan sistem yang disebut Facebook Beacon. Triliuner Hongkong, Li Ka-shing, tertarik untuk menanamkan duit senilai US$ 60 juta di Facebook pada 30 November 2007.

Sekarang jumlah pegawainya sendiri telah mencapai 400 orang. Namun, Facebook adalah perusahaan unik. para eksekutif dan petingginya masih berusia muda, antara 24 tahun-37 tahun. Markas besar Facebook lebih mirip asrama mahasiswa. Para pegawai, yang setiap hari mendapat jatah makan gratis, bekerja sambil melakukan kegiatan favoritnya. Ada yang bermain gitar, bersepeda, main pesawat kontrol, atau bergoyang ditemani musik racikan seorang disc jockey (DJ). Mereka juga tak perlu berpakaian rapi. Celana pendek dan sandal jepit adalah kostum favorit mereka di kantor. Zuckerberg mengaku ogah suasana kantor yang terlalu formal.

Meski sudah mampu menghimpun harta kekayaan hingga US$ 3 miliar atau sekitar Rp 27,9 triliun Zuckerberg tetap tampil apa adanya, seperti pemuda kebanyakan yang menggemari pakaian santai.

(sumber: http://id.shvoong.com/humanities/history/1946922-sejarah-facebook/ )

Senin, 15 November 2010

Diary Tua

        Sherly adalah anak yang baik,sopan,dan periang. Saat ini ia duduk di bangku kelas 6 di SD Harapan Bangsa, Bandung. Ia tinggal bersama kakek dan neneknya yaitu kakek Simon dan nenek Irinne, sejak kecil Sherly sudah ditinggal kedua orang tuanya bekerja di London, Inggris, karena memang ayah Sherly berasal dari London.
        Setiap pulang sekolah Sherly selalu membantu neneknya membuat kue untuk dijual di  “Irinne Bakery” yang tidak lain adalah toko milik nenek Irinne.

        Suatu hari ketika Sherly pulang, ia terkejut karena toko nenek sudah buka dan nenek telah berdiri di balik etalase. “Klining….” Terdengar bunyi lonceng yang berarti pintu toko terbuka,

“siang nek, tumben tokonya sudah dibuka ?” Tanya Sherly heran,

“iya, tadi nenek menunggu kamu pulang, tapi kamu tak kunjung datang” jawab nenek,

“iya nek, tadi Sherly ada tambahan.”  Tambah Sherly.

“ya sudah tak apa, kamu ganti baju dulu gih!” kata nenek.

Setelah Sherly ganti baju, tiba-tiba kakek memanggil,

“Sherly… kemari, nak!”  kata kakek,

“ya kek…” jawab Sherly seraya berlari kearah kakek,

“cucuku yang paling manis, Bantu kakek beres-beres gudang ya ?” pinta kakek sambil mengelus rambut Sherly,

“iiih… kakek, kepala Sherly jangan digituin dong, Sherly udah bukan anak kecil, kek!” jawab Sherly sambil berpura-pura marah,

“iya…iya…” jawab kakek’

“ya udah Sherly mau bantu” kata Sherly sambil mengacungkan kedua ibu jarinya.

Kakek hanya membalas dengan senyuman.

Sesampainnya di gudang, Sherly mulai membersihkan figura yang tergeletak di lantai,

“kek, ini foto kelurga ya, kok nggak di taruh di ruang tengah ?” Tanya Sherly,

“oh iya, ruang tengah masih kosong ya.” Jawab kakek sambil menepuk dahinya,

“kek, ini mama dan tante Vero waktu masih kecil ya,mama mirip aku ya?” Tanya Sherly lagi,

“iya,mirip sekali hanya saja kamu lebih tomboy.”jawab kakek.

Sherly dan kakek melanjutkan bersih-bersih. Sherly melihat almari tua yang menurutnya unik, lalu ia mendekati almari itu dengan wajah penasaran, “kreeet…” pintu almari terbuka, debu berterbangan, di dalam almari tampak banyak baju-baju bekas,

“kek, ini baju-baju siapa ?” Tanya Sherly,

“oh, itu baju-baju bekas mama kamu dan tante Vero.” Jawab kakek sambil sibuk membuka kardus tua berisi surat-surat,

Karena menurut Sherly baju-baju tersebut masih bagus,ia berniat menaruhnya di kardus, saat ia menarik baju itu, “bluk…” sebuah buku terjatuh, Sherly memungut dan membersihkan buku tersebut, di cover buku tertulis  “DIARY 365 milik: Anastasia Jose”,

“ini diary milik mama!” kata Sherly,

“ada apa nak ?” Tanya kakeh heran,

“enggak ada apa-apa!’ jawab Sherly sambil memasukkan diary itu ke dalam kardus.

“nak, sudah sore, kita turun yuk!” ajak kakek,

“ya kek, lagian Sherly juga udah capai” jawab Sherly sambil mengankat kardus berisi baju tadi,

“hati-hati nak, tangganya sudah tua seperti kakekmu ini” jawab kakek sambil tertawa, Sherly hanya menjawabnya dengan senyum.

Setelah sampai di kamarnya, Sherly mengunci pintu dan duduk di tepi ranjangnya, ia mulai membaca isi diary itu,



Apa kabar Bandung, apakah kau masih seperti dulu, apakah kau masih seramai dulu, dan apakah kau masih menjadi kota fashion, aku rindu hal-hal di Bandung, keluarga,bunga-bunga nan indah,puncak, dan lainnya. Walaupun kata orang, London kota yang indah, namun bagiku Lodon bagai neraka, tak ada yang peduli padaku, semua orang sibuk dengan diri mereka sendiri, mereka terlalu egois. Andai saja Mama dan Papa mengizinkan aku kuliah di Bandung dan tidak memaksaku kuliah di sini, pasti aku tak akan semenderita ini, huh… tapi itu hanya impian belaka, andai aku bisa pulang ke Bandung, tapi itu tidak mungkin, lagi pula jika aku pulang, pasti akan terjadi perang dunia antara aku dan Papa.



London, 2 Juni 1994, 12.00 a.m

“huh… kasian mama, apa kakek dan nenek setega itu ?” gumam Sherly, lalu ia kembali membaca diary itu,







Dear Diary,

Hari ini adalah hari yang menegangkan karena hari ini aku akan melangsungkan pernikahan dengan pemuda London bernama Peter, dialah orang pertama yang membuat aku nyaman dan merasa aman jika disampingnya, semoga ini menjadi jembatan penyatu antara aku dan Papa.



London, 12 Dec 1995,08.00 a.m



Dear Diary,

Do’aku terkabul, kini aku dan Papa telah berdamai, aku bersyukur karena bukan hanya berdamai dengan Papa tapi aku juga telah dikaruniai putri yang aku beri nama “Lorensia Sherly Jose” yang kini berumur satu bulan tepat hari ini.

London, 2 Juli 1997, 12.00 p.m



Ketika Sherly selesai membaca tiba-tiba,

“makan malam siaaap…” teriak nenek dari ruang makan,

Sherly melirik kearah jam snoppynya, ternyata sudah pukul tujuh malam, Sherly menaruh diary itu di dalam laci meja belajarnya, dan bergegas menuju ruang makan.

Seperti biasa, Kakek,Nenek,dan Sherly duduk bersama di meja makan, selesai makan mereka bercakap-cakap,

“kek, Sherly boleh nggak pindah kamar, soalnya Sherly udah bosen di situ terus.” Pinta Sherly,

“memangnya kamu minta pindah ke mana ?” tanya kakek,

“ke gudang.” jawab Sherly,

“memangnya kamu tidak takut pindah ke loteng ?” tanya nenek,

“kenapa harus takut ?” jawab Sherly sambil mengedipkan sebelah matanya,

“ya sudah kalau begitu besok kamu kemasi barang-barang di kamarmu ya!”jawab kakek.

“oh iya nenek hampir lupa, besok mama dan papa kamu pulang.”kata nenek,

“horeee…”teriak Sherly kegirangan,

“ppppsssstttt….ini sudah malam, ayo berangkat tidur, jangan lupa gosok gigi ya!”kata kakek mengingatkan.

Hari yang dinantikan Sherly pun tiba, “diin…diin…” terdengar klakson mobil dari luar, Sherly langsung berlari keluar, namun, ia kaget karena mama turun dari taxi menggendong bayi,

“mama ini siapa ?”Tanya Sherly,

“ini Shella, dia adik kamu” jawab mama,

Mama tahu kalau Sherly agak terkejut dan marah karena Sherly pernah bilang ia ingin jadi anak tunggal. Sherly berlari ke kamar dan ia mengambil diary mamanya dan menulis keluh kesahnya itu, saat Sherly sedang menulis tiba-tiba mama masuk,

“Sherly ? kamu kenapa, nak ?” Tanya mama,

“nggak apa-apa kok,ma” jawab Sherly sambil berusaha menyembunyikan diary itu namun “bluk…” buku itu terjatuh,

 “Oops!!!” kata Sherly sambil menepuk dahinya,

“apa itu,nak ?” Tanya mama sambil mendekati diary itu dan memungutnya,

“Sherly, ini kan diary mama, kamu dapat dari mana ?” Tanya mama,

“mama, Sherly dapet itu di almari tua di gudang, maafin Sherly ya ma, Sherly udah lancang baca-baca diary ini.” Jawb Sherly dengan nada sedih,

“ya sudah tak apa, bahkan itu boleh kamu jadikan  diary kamu. Asalkan jangan bilang siapa-siapa isinya”jawab mama sambil menutup pintu kamar Sherly.

Mulai saat itu, mama dan papa Sherly tinggal di tempat nenek dan kakek, Sherly telah lulus dan melanjutkan di SMP Tunas Harapan, dan ia sudah mengakui Shella sebagai adiknya.

☺☻☺

Rumah Tanpa Penghuni

          Sammy adalah seorang anak yang baik dan sopan, ia juga tergolong anak yang pintar di sekolahnya (musica junior high school), namun sayang belakangan ini ia sering melamun bahkan tidak memperhatikan pelajaran, itu semua terjadi karna Sammy terlalu memikirkan kedua orang tuanya yang akan bercerai.
            Sebulan berlalu,  perceraian kedua orang tua Sammy pun telah usai dan akhirnya hak asuh anak di bagi dua, Efelyn kakak Sammy lebih memilih ikut papanya, dan Sammy sendiri memilih ikut mamanya, hari itu juga Sammy dan mamanya pindah dari rumah milik papa ke “diamond estate” salah satu perumahan elite di kota Starstone ,mama Sammy memilih perumahan elite tersebut karena jaraknya tidak terlalu jauh dari Musica Junior High School.
            Sammy dan mamanya menempati rumah nomor 12 yang merupakan rumah kedua dari ujung batas perumahan, di sebelah rumah Sammy adalah rumah Michael teman sebangku Sammy di sekolahnya dan rumah paling ujung adalah rumah tak berpenghuni (kosong), sebenarnya Sammy agak malas tinggal di rumahnya itu karna rumah di sebelahnya yang kosong dan seram itu sangat menakutkan baginya, berulang kali Sammy meminta pada mamanya agar pindah ke rumah nomor 10 yang kosong karena pemiliknya pindah, memang rumah nomor 10 tidak seperti rumah seram bernomor 13 yang tidak terawat, rumah ini lebih bersih dan rapi karena pernah dihuni walaupun hanya sebentar. Namun mama Sammy selalu menolak dengan alasan lebih nyaman tinggal di rumah yang sekarang.       
            Tidak terasa dua minggu sudah Sammy tinggal di rumah barunya yang sudah tidak bisa dibilang baru lagi. Namun ketakutan Sammy akan rumah 13 itu masih tidak bisa hilang, walaupun kini rumah 13 itu telah dibeli oleh seorang pengusaha kaya yang bernama Donny. Ia tinggal di luar kota dan hanya sesekali menempati rumah itu.
            Suatu hari, seperti biasanya Sammy dan Michael pulang bersama, namun Michael mengajak Sammy lewat jalan yang tidak seperti biasanya, kali ini Michael menuntun Sammy menuju pintu samping yang tidak lain adalah pintu yang terletak di samping rumah 13, sebenarnya Sammy agak takut, “el, perasaan aku kok nggak enak ya!” keluh Sammy, “alah kamu ini ada-ada aja, kamu takut ya lewat depan rumah 13?” ejek Michael, “enggak, siapa yang takut? Kamu kali’?” kata Sammy gugup, dan saat yang ditunggu-tunggu pun tiba, kini dua anak remaja itu telah berdiri di depan pintu samping perumahan, tangan Sammy gemetaran, ia mulai kuatir kalau-kalau terjadi apa-apa pada mereka berdua, Michael menarik gagang pintu dan “KREEET…” pintu tua itu terbuka. Dag-dig-dug jantung Sammy berdebar kencang ia mulai melirik wajah temannya yang terlihat sangat santai, ia tidak berani melihat ke arah rumah seram itu. Namun ia merasa penasaran dan ia memberanikan diri melihat rumah itu dan ia melihat sekelebat bayangan hitam dari jendela rumah itu, Sammy langsung lari meninggalkan Michael yang masih terbengong-bengong melihat sahabatnya lari terbirit-birit. Sesampainya di rumah Sammy langsung masuk ke kamar, “samm… sepatuuuu….” Teriak mama dari lantai dasar karena Sammy selalu melepas sepatunya di kamar dan hal itu membuat mamanya jengkel. “iyaaaaa……” jawab sammy sambil melepas sepatu nikenya. Tiba-tiba terdengar ringtone zigas “sahabat jadi cinta” ternyata handphone Sammy berdering tertulis “Michael calling…” lalu dijawabnya “halo, ada apa, el?” Tanya Sammy, terdengar jawaban dari seberang, “tadi kenapa kamu lari sekenceng itu?”, Sammy mencari-cari alasan, “nggak tahan… kebelet…” jawab Sammy gugup, “hua…ha…ha… kebelet apa kebelet?” kata Michael mengejek, “terselah lah!!!” jawab sammy sewot lalu, “tuuut…tuut…tuut…” telepon pun terputus. “saaamm… makan duluuu…” panggil mama dari bawah, Sammy pun turun dan melangkahkan kaki ke ruang makan, dilihatnya ayam goreng tepung garing kesukaannya, Sammy makan dengan lahap. Tiba-tiba terdengar kembali ringtone zigas, lalu Sammy mengambil handphonenya “Michael calling…”, “ugh…” desah Sammy sambil mematikan handphone sony ericsson K 660 I berwarna hijau miliknya, ternyata mama mendengar desahan Sammy, “siapa sam?, kok nggak di angkat?” Tanya mama, “orang iseng.” Jawab Sammy sambil menikmati ayam gorengnya.
            Selesai makan Sammy langsung mandi dan bergegas mengenakan baju olah raga dan sepatu Ardilesnya, lalu ia turun dan membetulkan tali sepatu yang belum sempat diikat, “ke mana sam?” Tanya mama, “kan hari ini ada ekskul basket ma!” jawab Sammy sambil mengambil handphone Nokia N95nya yang di charge. “kok nggak pakai yang sony atau Samsung atau LGnya aja sam?” Tanya mama sambil mencuci piring, “nggak ah bosen! Berangkat maaa…” teriak Sammy dari ruang tengah.waktu menunjukkan pukul 17.30, “sial pulang kemaleman lagi!” gumam Sammy, sesampainya di gerbang Diamond Estate ia melihat tanda dilarang masuk untuk kendaraan, Sammy mendongakkan kepalannya untuk melihat ada apa, ternyata tetangga Sammy ada yang mengadakan hajatan, Sammy berbalik arah, “aduh.. jalan satu-satunya cuma lewat sampig nih!” gumam Sammy sambil menepuk dahinya, lalu ia berjalan menuju pintu samping, tak terasa ia telah sampai di depan pintu tua itu, lalu ia memberanikan diri membuka pintu, “KREEETTT…” pintu pun terbuka, wajah Sammy mulai pucat, ia berjalan pelan lalu ia memberanikan diri melihat ke rumah 13, lalu kejadian itu terjadi lagi, dan lagi-lagi Sammy lari terbirit-birit, namun kali ini ia tidak lupa melepas sepatunya di ruang tengah, lalu ia naik ke kamar, “saaam… sepa…” mama belum selesai berteriak, namun Sammy sudah menjawab “udaaahhh…”, “ck…ck…ck…” mama hanya bisa geleng-geleng kepala. Sammy melirik jam MUnya, waktu menunjukkan pukul tujuh malam, Sammy langsung menutup telinga, tiba-tiba “Saaaam… makan duluuu…” ternyata dugaan Sammy benar, mama telah memanggil Sammy makan malam.
            Waktu menunjukkan pukul 21.00, namun Sammy belum bisa tidur dan terus memikirkan bayangan itu, dan tiba-tiba terdengar bunyi piano merdu, Sammy mencari asal suara itu, dan ternyata asalnya dari luar, Sammy membuka jendela kamarnya dan betapa kagetnya Sammy ternyata suara itu berasal dari rumah seram itu, lalu Sammy keluar ke balkon dan melihat ke dalam rumah seram itu, ia melihat seorang anak perempuan yang sebaya dengannya memainkan piano tua, lalu Sammy memejamkan mata tidak percaya, ia membuka matanya kembali namun ia tetap melihat anak itu, “siapa ya? Kliatannya pak Donny belum ke sini deh!” gumam Sammy, lalu ia masuk kembali ke kamarnya dan membenamkan diri di selimut MU yang tebal dan hangat.
            Tak terasa ayam jantan telah berkokok, Sammy masih bermalas-malasan di tempat tidurnya karna memang hari ini hari Minggu,namun tiba-tiba, “Sammy, banguuun, ada Michael tuuuhhh…” teriak mama memanggil, mau tidak mau Sammy menyibakkan selimut hangatnya dan melangkahkan kaki ke ruang tamu, dilihatnya Michael sedang duduk di sofa sambil meminum green tea buatan mama Sammy, “hai sam, baru bangun?” sapa Michael ramah, “menurut loe?” jawab Sammy ketus, “kamu masih marah ya, sorry deh kalo iya, hari ini aku mau ajak kamu maen basket di GOR, mau nggak?” Tanya Michael, “ha? Emang loe bisa maen basket?”ejek Sammy, “ ya aku nonton aja, he..he..he..” jawab Michael santai, “sorry lagi sibuk, laen kali aja ya!” jawab Sammy sambil berjalan meninggalkan sahabatnya sendirian di ruang tamu, lalu mama Sammy menemui Michael, “maaf ya el, Sammy memang sedang seperti itu!” kata mama ramah, “nggak papa kok tante, oh ya tante saya pamit dulu ya, udah siang!” kata Michael, “iya” jawab mama Sammy sambil membukakan pintu untuk Michael, “huh rumah deket aja pake pamit, mana dibukain pintu lagi sama mama!” kata Sammy yang sedari tadi mengintip dari balik tembok. Setelah Michael pergi Sammy bergegas pergi ke kamar dan langsung membuka laptop Applenya, lalu ia membuka facebook dan menuliskan “ Sammy is BT” lalu ia mematikan laptopnya dan pergi ke danau dibelakang diamond estate dan ia melihat anak perempuan yang bermain piano di rumah 13 kemarin malam, “ hai, kamu siapa? Kenalin aku Sammy.” Sapa Sammy ramah, “ aku Avril.” Jawab anak itu, “rumah kamu dimana?” Tanya Sammy penasaran, “ rumahku di jl. Kenari nomor 13, kalau kamu?” kata anak itu, “ aku tetangga sebelah kamu, jl. Kenari 12” jawab Sammy santai, “oh iya tadi malam kamu maen piano ya? Kamu kok jarang keluar rumah sih?” Tanya Sammy lagi, “ aku tidak boleh keluar oleh papaku, katanya takut terjadi apa-apa sama aku, aku sering liat kamu lewat depan rumahku, tapi begitu kamu ngliatin rumahku aku tutup lagi jendelannya, oh iya kamu kenapa lari kalau liat rumahku?” Tanya Avril heran, “aku pikir kamu hantu, konyol ya? Ha…ha…ha…” jawab Sammy, kedua anak itu saling bertukar cerita dan ternyata mama Avril telah meninggal karena kejadian Semanggi di Jakarta, Pak Donny sangat terpukul dengan kejadian itu dan ia melarang Avril keluar rumah, bahkan Avril sekolah melalui “online school”.
           
Tak terasa sudah setahun Sammy dan mamanya tinggal di diamond estate, dan kini Sammy tidak takut lagi dengan rumah 13 dan ia bersahabat dengan Michael dan Avril. Avril pun berhasil bicara dengan papanya kalau ia bosan di dalam rumah terus dan ia kini bersekolah di Musica Junior High School.


Sabtu, 02 Oktober 2010

Lenka-The Show

I'm just a little bit caught in the middle 
Life is a maze and love is a riddle
i don't know where to go, can't do it alone
I've tried, and i don't know why...

Slow it down, make it stop
Or else my heart is going to pop
'Cause it's too much, yeah it's a lot
To be something i'm not
I'm a fool out of love
'Cause i just can't get enough...

***
I'm just a little bit caught in the middle
Life is a maze and love is a riddle
i don't know where to go, can't do it alone
I've tried, and i don't know why
I'm just a little girl lost in the moment
I'm so scared but i don't show it
I can't figure it out, it's bringing me down
I know i've got to let it go...
And just enjoy the show

The sun is hot in the sky
Just like a giant spotlight
The people follow the signs
And synchronise in time
It's a joke, nobody knows
They've got a ticket to the show....

(back to *** {2x})

(i want my money back, just enjoy the show)

Lenka-Trouble is a Friend

Trouble will find you no mater where you go, oh oh.
No Matter if you're fast no matter if you're slow, oh oh.
The eye of the storm and the cry in the morn, oh oh.
Your fine for a while but then start to loose control.

Chorus 1:
He's there in the dark,
he's there in my heart,
he waits in the winds
he's gotta play a part.
Trouble is a friend,
yeah trouble is a friend of mine. oh oh!

Trouble is a friend but trouble is a foe, oh oh.
And no matter what I feed him he always seems to grow, oh oh.
He sees what I see and he knows what I know, oh oh.
So don't forget as you ease on down the road.

Chorus 1

Chorus 2:
So don't be alarmed if he takes you by the arm.
I won't let him win, but im a sucker for his charm.
Trouble is a friend,
yeah trouble is a friend of mine. Oh oh!

Oh how I hate the way he makes me feel.
And how I try to make him leave; I try.
Oh Oh I try!

Chorus 1

Chorus 2

Oh, Oh.